BAD 2012 Samarinda: Sekadar Tweetup Massal?
Sejak 2007, 15 Oktober dijadikan sebagai “Blog Action Day” (BAD), harinya para pemilik blog (Blogger) seluruh dunia untuk mempublikasi tulisan dengan tema tertentu secara simultan. Tujuannya, jelas untuk membanjiri dunia dengan informasi dan awareness yang sama.
Berbeda dengan tema-tema sebelumnya yang spesifik, tahun ini BAD 2012 mengangkat tema “The Power of We”. Para blogger Samarinda pun ikut merayakan “hari raya” gerakan sosial via internet ini, dengan caranya sendiri.
Berlokasi di Upper Ground (UG) Plaza Mulia, Minggu (14/10) lalu, sebuah panggung sederhana disiapkan menghadap pintu keluar. Tampak spanduk besar yang menampilkan peta wilayah Samarinda, motif Sarung Samarinda, serta maskot pesut yang mengenakan sarung dan memeluk bola dunia sudah terpasang di sisi kanan panggung.
Di panggung tersebut, panitia yang merupakan gabungan para pengelola blog dan akun Twitter @iSamarinda (iSamarinda.net), @_KOMPAG, serta RedFront menampilkan sejumlah pertunjukan musik, dan sesi tanya jawab dengan beberapa wakil komunitas gerakan media sosial yang belakangan tumbuh subur di Samarinda. Acara dimulai sekitar 14.30 Wita.
Sejak pertengahan 2011 lalu, komunitas-komunitas aneka hobi dan minat berbasis akun jejaring sosial mulai bermunculan di Samarinda (bisa disebut tertular dari para seniornya yang lebih dahulu muncul di Jakarta, kota penentu tren untuk Indonesia). Mereka aktif berkomunikasi via Twitter, dan kerap melakukan tweetup lewat kegiatan yang berkaitan dengan minat. Dalam kegiatan BAD 2012 ini, panitia mengundang banyak komunitas dan para pengelola akun-akun Twitter generik, termasuk para pengelola akun Twitter media lokal. Mereka berkumpul, saling berinteraksi, dan seharusnya siap berkolaborasi melakukan aksi-aksi sosial untuk Samarinda. Secara kasat mata, acara yang berlangsung di UG Plaza Mulia itu terkesan seperti sebuah tweetup massal lintas latar belakang.
Beberapa komunitas berbasis Twitter yang dilibatkan dalam acara BAD 2012 Samarinda seperti @SmdBerkebun, para penggiat aktivitas Urban Farming, atau berkebun di lahan-lahan nganggur perkotaan; @AkberSMD, para penggiat kelas-kelas independen tentang semua pengetahuan yang bisa dibagi, tanpa pungutan tuition fee; @AndroidSmd, para pengguna dan pecinta Android; @EHSamarinda, para penggiat hemat listrik dengan menghentikan penggunaan elektronik selama satu jam.
Semua komunitas tersebut berdiri di atas landasan yang positif. Sama-sama memiliki tujuan yang baik, namun dengan media dan model penyampaian yang berbeda. Dari tema “The Power of We”, setidaknya “We”-nya berhasil terkumpul. Kemudian, bagaimana dengan “Power”-nya? Apakah dihasilkan kesepakatan melakukan aksi sosial secara massal untuk satu-dua tujuan tertentu yang berorientasi pada kepentingan publik, kepentingan yang benar-benar penting dan memberikan kebaikan bagi warga Samarinda? Sayangnya, saya mesti beranjak dari lokasi sebelum acara usai. Sehingga kesan yang saya tangkap hanyalah; banyak orang dari banyak himpunan berkumpul, saling memperkenalkan diri, lalu dihibur dengan penampilan musik digital maupun akustik. Hanya itu.
Semoga kesimpulan saya salah.
[]
Tak kira malah BAD itu event yang murni online, nggak tahu kalau ada yang bikin sesi offline nya juga. Biasanya event online yang di-offline-kan suasananya awkward emang 😀