Ice Age 4: Continental Drift

12 August 2012
source: cdn.mos.totalfim.com

DALAM waktu kurang dari sebulan, sudah ada tiga film animasi yang disuguhkan kepada para penonton Samarinda; “Madagascar 3: Europe’s Most Wanted” , “Brave”, dan “Ice Age 4: Continental Drift”.

Terlepas dari masih banyaknya orang Samarinda yang menganggap bahwa film animasi hanyalah versi mutakhir dari kartun, ketiga judul ini jelas menjadi hiburan menyenangkan bagi para pecinta film.

I’m not an avid fan of Hollywood animation movie, terlebih untuk yang menjadi sekuel. Karena alasan itu, tidak ada ekspektasi berlebih ketika memutuskan untuk nonton film-film animasi tersebut. Di luar dugaan, “Madagascar 3: Europe’s Most Wanted” ternyata pantas diberi empat bintang (dari lima) untuk kelas film populer yang mampu meninggalkan kesan luar biasa kepada para penontonnya. Namun hal sebaliknya terjadi pada saat menonton “Ice Age 4: Continental Drift”. Film yang menampilkan empat tokoh utama, yaitu Manny si Gajah Purba (Mammoth), Sidney si Kungkang, Diego si Macan Purba (Sabre-toothed Cat), serta Scrat si Tupai Purba.

Pada film keempat dari animasi yang mengisahkan tentang kehidupan para binatang purba ini, topik sentral yang dimunculkan adalah teman dan keluarga, dua topik yang paling sering dihadirkan untuk memberikan muatan moral kepada anak-anak. Dua poin tadi dijalin dengan subtopik tentang penerimaan, jati diri, kepercayaan, dan penentuan pilihan.

Persahabatan antara ketiga tokoh dalam “Ice Age 4: Continental Drift” ini masih tetap erat, seperti pada film-film sebelumnya. Nyaris tidak ada konflik apapun yang muncul, kecuali ketika Sidney (dan kedua temannya yang lain), harus mendapatkan beban tambahan yaitu sang nenek.

Berbeda dengan konflik mengenai keluarga. Manny sangat mengkhawatirkan Peaches, putrinya yang berusia 15 tahun. Pertengkaran hebat antara ayah dan anak terjadi di antara mereka. Tepat sebelum Peaches sempat meminta maaf atas perbuatannya, mereka terpaksa terpisahkan oleh kekuatan alam (well, actually that was Scrat’s fault). Hingga akhirnya cerita berlanjut pada perjuangan Manny, dan dua temannya untuk bisa kembali berkumpul dengan keluarga dan gerombolannya.

Konflik keluarga juga terjadi pada tokoh yang lain, yaitu Sidney. Keluarga yang dianggapnya baik, ternyata menganggap Sidney hanya sebagai beban semata. Sehingga dalam “Ice Age 4: Continental Drift”, penonton kembali disuguhkan dengan realitas bahwa keluarga bukan sekadar persoalan hubungan darah, melainkan oleh siapa kita dijaga dan siapa yang kita jaga.

Setelah konflik keluarga dan lereng plot mulai mengerucutkan cerita, barulah muncul kelompok bajak laut. Ini menjadi bagian pembeda “Ice Age 4: Continental Drift” dari film-film Ice Age sebelumnya. Walaupun kali ini, tidak ada tokoh manusia yang dihadirkan. Selanjutnya, mereka bertiga (berempat dengan neneknya Sid), harus mengalahkan kelompok bajak laut itu.

“Ice Age 4: Continental Drift” memang menjadi film animasi yang sangat lucu, membuat seisi ruangan bioskop tertawa sangat nyaring sepanjang film. Dan, that’s all. Film ini disajikan dengan moral cerita yang cenderung umum dan jalan cerita yang… begitulah adanya. Intinya, “Ice Age 4: Continental Drift” hanya sekadar menjadi film yang lucu dan menyegarkan, tanpa kesan khusus yang mendalam. Yang jelas, tetap ada detail-detail menarik dari film animasi yang suaranya diisi oleh para selebriti dunia ini. Beberapa di antaranya seperti Jennifer Lopez, Drake, Queen Latifah, dan lainnya.

[]