The Expendables 2

26 August 2012
1
source: digitalspy.com

SEJAK pertama kali tayang di Samarinda, beberapa hari sebelum Idulfitri, “The Expendables 2” selalu kebanjiran penonton dan kerap Full House.

Dari survei singkat, ternyata ada beragam motif, mengapa orang Samarinda memenuhi ruangan bioskop untuk melihat film garapan Simon West ini. Ada yang memang telanjur “jatuh cinta” dengan “The Expendables”, film pendahulunya; ada yang nonton sekadar ingin mengikuti tren dan kebetulan kebagian tiket; dan ada juga yang sekadar senang diajak ke bioskop untuk kemudian baru sadar kalau mereka sudah pernah menonton sebelumnya, lantaran tidak tahu judul filmnya (seseorang yang duduk di bangku sebelah saya). Terlepas dari aneka alasan itu, mereka tetap terlihat sangat terhibur dan menikmati adegan demi adegan dalam “The Expendables 2”.

Tetap mengisahkan tentang sekelompok pasukan bayaran, “The Expendables 2” mempertahankan banyak wajah dan peran lama dari film pertamanya, seperti Sylvester Stallone, Jason Statham, Jet Li (walaupun hanya tampil sebentar), Dolph Lundgren, Randy Couture, dan Terry Crews. Namun, sebagai kejutan menyenangkan yang telah dipersiapkan, “The Expendables 2” juga menghadirkan banyak wajah legendaris lainnya seperti Chuck Norris, Jean-Claude Van Damme, Arnold Schwarzenegger, dan Chuck Norris (okay, I did mention Him twice on purpose, menambah pahala). Mereka mengisi peran-peran tambahan, bersanding dengan aktor muda, Liam Hemsworth (adik dari Chris Hemsworth “Thor”), serta Yu Nan, aktris wajah baru asal Tiongkok sebagai pengimbang limpahan testosteron. Dengan ini, “The Expendables 2” bisa disebut sebagai film reuninya para kakek aktor laga veteran dunia.

Adegan pertama menampilkan sebuah tempat yang disebut sebagai salah satu provinsi di Nepal. Padahal, tulisan yang menempel di gedung-gedung dan bahasa yang digunakan dalam dialog oleh para figuran di tempat itu, adalah bahasa Myanmar. Di sana, geng The Expendables bertemu dengan Arnold Schwarzenegger. Pada bagian ini, saya masih ingat betapa riuhnya suasana di dalam ruangan bioskop ketika penonton tahu bahwa tokoh baru tersebut adalah Arnold. Adegan penutup dari bagian tersebut, sudah dimunculkan kalimat parodi yang berasal dari film “Terminator” keluaran 1984, dan para penonton yang paham pun dibuat terbahak. Selebihnya, di beberapa bagian film, Arnold akan kembali muncul, lengkap dengan kalimat parodi lain juga diambil dari film yang sama.

Kunci konflik penuh darah dan deru peluru dalam “The Expendables 2” justru berasal dari Billy the Kid (Liam Hemsworth), anggota termuda yang bertugas menjadi penembak jitu. Ia menjadi anak kesayangan semua anggota geng para kakek perkasa (for this, IMHO, they looked like a gang of sugar daddies, LOL!). Kematian Billy oleh Jean Vilain (Jean-Claude Van Damme), membuat misi tugas yang diberikan oleh Mr Church (Bruce Willis) berubah menjadi aksi balas dendam. “We track, we find, we kill them! (kita lacak, kita temukan, kita bunuh mereka!)” kata Barney Ross (Sylvester Stallone), sang pemimpin geng The Expendables.

Sepanjang upaya pencarian tersebut, The Expendables menghabiskan hari-harinya dengan aksi pertarungan yang bersimbah darah, dan kejadian-kejadian lucu dan konyol. Paduan menarik dari aksi laga, dan dialog yang mengocok perut ini menjadi daya tarik dari “The Expendables 2”. Termasuk ketika Booker (Chuck Norris), yang dikisahkan menjadi pasukan bayaran sekaligus musafir, muncul pertama kali dalam film.

Kehadiran Chuck Norris sendiri boleh dibilang memberikan sensasi menggembirakan dalam “The Expendables 2”. Karena tidak hanya menjadi aktor laga legendaris paling tua dibanding yang lain, beberapa tahun belakangan nama Chuck Norris kembali mencuat dan populer dalam “Chuck Norris Facts”, kumpulan kelakar yang menempatkannya sebagai sentra. Karena itu, beberapa saat setelah Chuck Norris muncul dalam “The Expendables 2”, langsung disusul dengan dialog yang memasukkan unsur “Chuck Norris Facts” tersebut. Uniknya, lelucon itu bisa diterima secara universal, dan lagi-lagi membuat seisi ruangan bioskop tertawa. Sama seperti peran Arnold, Chuck Norris selalu muncul dan hilang silih berganti.

Sepanjang film, setiap anggota geng mendapatkan fokus yang cenderung tak berimbang apabila tidak ditampilkan sebagai sebuah kesatuan. Sylvester Stallone memang mendominasi, lantaran tidak hanya berperan sebagai pemimpin geng, ia juga menjadi salah satu penulis naskah skenario. Namun selebihnya, peran-peran lain yang muncul menjadi Spotlight sesuai karakteristiknya hanya ada tiga: Jason Statham dengan pisaunya, Dolph Lundgren dengan kekonyolannya, Terry Crews dengan ekspresi wajah dan dialognya, serta Yu Nan yang muncul sebagai orang yang tertarik dengan Barney Ross.

Dibuat semodel dengan film laga era 80 dan 90-an, klimaks dalam “The Expendables 2” pun ditandai dengan duel antara bos antagonis dan bos protagonis. Dalam adegan ini, Barney Ross dan Jean Vilain membuat penonton merasakan keseruan yang sama seperti ketika menyaksikan film laga dari video Betamax ataupun Laser Disc (saya masih kecil waktu itu, SUMPAH!), namun dengan tampilan dan suara yang lebih keren. Akhir jalan cerita pun bisa ditebak, sang jagoan menang.

Hanya saja ada satu hal yang patut disayangkan, masih banyak penonton yang membawa anak mereka saat menyaksikan “The Expendables 2”. Padahal dengan jelas film ini masuk kategori dewasa dan penuh dengan adegan kekerasan plus efek darah yang muncrat ke mana-mana. Entah apa pertimbangan mereka.

[]

Posted from WordPress for BlackBerry.