Teenage Mutant Ninja Turtles

158
views

HADIR sebagai reboot, “Teenage Mutant Ninja Turtles” (TMNT) benar-benar menunjukkan “lucunya” konsep Kura-kura Ninja sebagai kelompok pahlawan super yang pertama kali muncul pada 30 tahun lalu. Empat ekor kura-kura dan seekor tikus, mengalami proses mutasi, tinggal di jaringan gorong-gorong Kota New York, dan mampu melawan penjahat dengan gaya pendekar khas Jepang; Ninja. Apalagi sang bos penjahat, Master Shredder (Tohoru Masamune), jelas-jelas juga Jepang. Lha wong sepanjang film berbicara dalam bahasa Jepang kok.

Bisa jadi pemilihan Ninja lantaran disesuaikan dengan tempat persembunyian mereka, gorong-gorong yang cenderung gelap dan tersembunyi. Sehingga membuat mereka harus tetap misterius layaknya Ninja. Selain itu, tak ada yang lebih absurd dibanding kura-kura (yang biasanya lamban bergerak), akhirnya bisa berkelebatan menyisakan suara dan rasa sakit bekas pukulan.

Bahkan bagi para penonton yang pernah menikmati penampilan Kura-kura Ninja dalam format kartun sepuluh atau 20 tahun lalu, TMNT terasa cukup berlebihan–bahkan menggelikan–pada beberapa hal.

source: mashable.com

Termasuk momen di balik pemilihan seni beladiri Jepang, Ninjutsu sebagai gaya pertempuran mereka. Begitupun juga dalam pembagian peran guru-murid antara Master Splinter (suara: Tony Shalhoub)–sang tikus–dengan keempat “anak-anaknya”. Selain itu, dilengkapi pula dengan sejumlah plot hole yang cukup bikin geregetan dalam penampilan Megan Fox, salah satu tokoh utamanya.

Film yang tayang perdana di Samarinda pada 8 Agustus lalu ini, secara gamblang dibuka dan terpusat pada sosok April O’Neil (Megan Fox), salah satu reporter televisi lokal New York yang berambisi memerangi kelompok penjahat Foot Clan lewat pemberitaannya. Beberapa momen kebetulan pun akhirnya mengantarkan April berinteraksi dengan Kura-kura Ninja, yang selalu memberikan penekanan bahwa mereka masih remaja (in steroids). Entah apa maksudnya.

Dengan plot yang tipikal: tokoh yang polos versus lakon antagonis, intrik, jebakan, dan rencana pamungkas untuk menguasai seisi kota, akhirnya Foot Clan yang merasa terancam dengan Kura-kura Ninja berhasil menyerbu tempat persembunyian mereka menuju klimaks cerita. Di sisi lain, juga terkuak bahwa hubungan antara April dan Kura-kura Ninja ternyata sudah berlangsung jauh lebih lama, bahkan lebih lama dari proses penguasaan ilmu Ninjutsu yang mereka peroleh secara tak sengaja. And also about the pizza, too.

Sementara beberapa subplot lain, sayangnya dimunculkan secara ala kadarnya dan terasa cukup remeh untuk diperhatikan secara khusus. Misalnya, riak asmara antara April dan Vernon (Will Arnett), persaingan sebaya Kura-kura Ninja, dan Father Complex.

Sedangkan poin plus dalam TMNT tersebar pada sejumlah adegan laga. Dengan efek visual yang maksimal, penonton akan dibuat tak berkedip di beberapa bagian, seperti aksi kejar-kejaran di lokasi bersalju, maupun pertempuran akhir di puncak gedung. Meskipun begitu, semuanya tetap bisa dinikmati tanpa format 3D yang terasa kurang menggigit.

source: mashable.com

Di sisi performa individual, Megan Fox benar-benar membuat TMNT terpusat pada tokoh yang diperankannya. Bahkan bobot pusat perhatian itu jauh melampaui empat personel Kura-kura Ninja; Leonardo (suara: Johnny Knoxville), Raphael (suara: Alan Ritchson), Michelangelo (suara: Noel Fisher), dan Donatello (suara: Jeremy Howard), kecuali dalam adegan pertarungan atau adegan kelakar antara mereka.

[]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

sixteen + four =