Step Up Revolution

348
views

SEPERTI yang pernah saya tulis dalam artikel sebelumnya mengenai “StreetDance 2”; menonton film yang penuh dengan tarian dan atraksi seni gerak tubuh lainnya itu menyenangkan. Ada daya tarik tersendiri dari film bertema seperti ini.

Kondisi inipun berlaku untuk “Step Up Revolution” (SUR), yang–menurut saya–jauh lebih keren ketimbang “StreetDance 2” pada beberapa aspek. Dimulai dari urusan tampilan 3D-nya yang benar-benar lebih terasa, dan membuat bola mata seakan mendapatkan pijatan refleksi (oke, ini agak lebay).

Selanjutnya, lagi-lagi tampilan fisik yang rupawan dan seksi juga menjadi poin kuat dalam SUR. Sean (Ryan Guzman) dan Emily (Kathryn McCormick), dua tokoh utama dalam film ini kembali mampu membuat para penontonnya iri luar biasa, atas pahatan otot dan lekukan tubuh yang indah, ditambah dengan kemampuan menari yang keren, menyentuh, serta berbalut deru emosional yang intens.

Sesuai dengan judul tulisan ini, penonton disuguhkan dengan campuran banyak konsep seni luar biasa dalam setiap pagelaran tari massal (Flash Mob) dalam film. Suguhan itu bahkan sudah dimunculkan sejak adegan pertama film. Jadi, yang tampil di layar bioskop bukan sekadar tarian dengan koreografi yang mencengangkan, namun dengan aksen-aksen tambahan yang kerap membuat takjub.

source: aceshowbiz.com

Semuanya dipadukan dengan sangat rapi, lewat keberadaan kelompok Street Dancer yang memiliki struktur dan terlihat sangat terorganisasi. Sebagai perbandingan, jika dalam “StreetDance 2” hanya ada kelompok Street Dancers yang berisi para penari, sedangkan dalam SUR ditampilkan sebuah kelompok dengan keahlian yang komplet. Tidak sekadar menari dalam kesatuan, namun kelompok yang bernama “The Mob” (makna: kerumunan begundal) juga berisi DJ, videografer, Art Director, Art Crafter termasuk Bomber sekaligus Visual Saboteur (he’s my favorite!), Hacker, dan koordinator lapangan (Korlap) untuk setiap aksi. Tak ketinggalan kostum seragam yang selalu menambah ciri khas dan berkarakter. There were dozen of amazing details, but I won’t spoil Your fun. Secara pribadi, konsep terfavorit bagi saya adalah aksi The Mob di museum seni.

Di pesisir Miami, The Mob dikisahkan hadir sebagai kelompok Flash Mob anonim, alias tidak diketahui identitas jelasnya. Hal ini lantaran mereka selalu unjuk kebolehan di tempat umum, dan kerap dianggap mengganggu ketertiban. Di sisi lain, mereka diidolakan sebagai ikon gebrakan budaya populer, karena keren. YouTube yang jadi parameternya.

Dalam awal hingga pertengahan film, eksistensi The Mob bertujuan untuk menjadi pemenang kontes video, hingga akhirnya mereka harus banting setir menjadi kelompok penyampai aspirasi warga Miami, yang akan alami penggusuran. Saya anggap ini adalah inti utama cerita, di samping dilema asmara antara Sean dan Emily, pertentangan antara Emily dan ayahnya, serta perselisihan antara Sean dan sahabatnya. Karena pada plot inilah, momen klimaks dalam SUR berada. Berawal dari aksi yang proaktif sebagai bentuk protes, hingga aksi massal (dengan melibatkan penampilan para bintang dari film-film Step Up sebelumnya) sebagai bentuk pertahanan, dan secara utopis mampu mengubah kebijakan publik dan menggerakkan nurani konglomerasi. Selebihnya, kita enggak perlu ambil pusing soal cerita, karena kita hanya perlu duduk manis dan dibuat tercengang dengan setiap tampilan seni yang ada. Itu saja.

Selain itu, ada banyak lagu-lagu keren yang bertebaran sepanjang SUR, baik sebagai score maupun soundtrack. Beberapa di antaranya dibawakan oleh Far East Movement, Jennifer Lopez, Fergie, dan lain sebagainya. Sehingga, walaupun banyak orang yang menganggap bahwa SUR masih kalah dibanding pendahulunya; “Step Up 3D” keluaran 2010, namun saya tetap menempatkan film garapan Scott Speer ini sebagai film bertema Dance paling menyenangkan untuk 2012 hingga tulisan ini diturunkan.

[]

Posted from WordPress for BlackBerry.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

3 × 2 =