Skyfall

4 November 2012
6
source: i.dailymail.co.uk

KISAH sang agen dengan kode 007 berlanjut. Petualangan James Bond kembali hadir dalam “Skyfall” yang dirilis 26 Oktober lalu, sekaligus menjadi kado peringatan hari jadi emas serial terpanjang dalam sejarah Hollywood itu (film James Bond pertama tayang pada 1962). “Skyfall” penuh aksi, intrik, dan dilema yang belum pernah ada sebelumnya.

Menyusul “Casino Royale” (2006) dan sekuelnya, “Quantum of Solace” (2008), “Skyfall” tetap mendapuk Daniel Craig sebagai pemeran utama. Meneruskan penampilannya dengan gaya yang disebut-sebut mengembalikan image James Bond sesuai gambaran Ian Fleming, sang empunya cerita.

Film garapan Sam Mendes ini diawali dengan aksi kejar-kejaran yang brilian. Serangkaian scene luar biasa dengan mudahnya langsung jadi bagian favorit, terutama adegan yang melibatkan Honda CBR250R dan atap Grand Bazaar, Istanbul.

Aksi kejar-kejaran untuk sekeping harddisk itu ditutup dengan dilema berujung malapetaka. Hanya lewat penggambaran audio tanpa tahu kondisi di lapangan, M (Judi Dench) memaksa Eve (Naomie Harris) untuk menembak Patrice (Ola Rapace), sang buruan, dengan hasil akhir yang kurang menggembirakan. Harga diri Bond dibuat runtuh sesudah eksekusi menyedihkan itu.

Penjahat yang dihadapi Bond dan MI6 jelas bukan orang sembarangan; nyentrik (and You’ll find out why), ahli peretas komputer, penyusun strategi yang mumpuni, serta mempekerjakan banyak pembunuh bayaran berkemampuan tinggi.

Sejumlah kejadian tidak menyenangkan, termasuk serangan yang ditujukan khusus untuk M membuat seisi kantor–yang tadinya–paling aman seantero Inggris terpaksa direlokasi. Ini membuat Bond seolah alami kebangkitan, dan berusaha kembali memulihkan jati diri.

Perburuan berpindah ke Shanghai dan Macau. Bond kembali berkonfrontasi dengan Patrice, dan membuatnya bertemu dengan Sévérine (Bérénice Marlohe) yang elegan, ingin tampil kejam, namun rapuh dan sebenarnya ketakutan. Sévérine menjadi kunci bagi Bond untuk bertemu dengan Raoul Silva (Javier Bardem), sang musuh utama dengan motivasi misteriusnya.

TRANSFORMASI PERAN

Pertama kali muncul sebagai James Bond, Daniel Craig meruntuhkan citra sang agen yang dikenal ultra-perlente dengan bahasa tubuh yang tertata, elegan, sopan, dan cenderung jaim, menjadi seorang petarung yang brutal, kasar, dan tanpa basa-basi berlebihan. Dalam “Skyfall”, Daniel Craig mempertahankan gayanya namun terkesan jauh lebih lunak, manusiawi, dan agak sensitif. Perubahan ini sangat mungkin terjadi sebagai bentuk penyesuaian tokoh dengan jalannya cerita. Yang jelas, Daniel Craig tetap mampu menjadi alpha male yang mempesona kaum hawa.

Di sisi lain, Javier Bardem menjadi pemeran antagonis dengan pembawaan yang berbeda, dibandingkan musuh-musuh Bond sebelumnya. Sebagai Raoul Silva, Javier mampu menunjukkan totalitas sebagai penjahat cerdas yang berdarah dingin. Ia begitu menikmati detail demi detail kekacauan dan kekejian yang dilakukannya, baik terhadap Bond, terhadap MI6, maupun terhadap keteraturan dunia. Perwatakan yang ditunjukkannya begitu mengalir, bahkan cenderung memikat, apalagi dari segi penampilan. Ia muncul sebagai seorang penjahat dengan latar belakang dan motif yang kuat sekaligus manusiawi, sampai mampu mengundang simpati.

Sayangnya, “Skyfall” terasa kurang lengkap dengan penampilan Bérénice Marlohe sebagai “The Bond Girl”, Sévérine. Oke, dia cantik, seksi, anggun, dan menawan, namun perannya terasa ala kadarnya dengan kemunculan dan kepergian yang begitu cepat, dan hanya dibarengi satu kali adegan mesra (yang enggak terlihat sensual, seperti di film-film James Bond sebelumnya) bersama sang agen. Bahkan, baju serta gelungan rambut yang dikenakan Marlohe di kemunculan keduanya, terasa kurang pas.

Selanjutnya, Ben Whishaw yang tampil sebagai Q memberikan suasana berbeda dalam film James Bond. Ia menjadi tokoh yang masih muda, memiliki etos kerja khas ilmuwan MI6, cerdas, dan mempunyai ego yang cukup besar untuk menandingi ego Bond. Tak susah untuk terpikat dengan peran dan pembawaannya.

Fokus lain yang tak boleh dilewatkan adalah cover artistik khas film-film James Bond. Berbeda dengan cover-cover sebelumnya, cover “Skyfall” minim figur siluet tubuh seksi wanita. Malah lebih penuh dengan ikon-ikon kematian, warna hitam dan merah, naga barongsai (aneh sih), serta suasana kelam. Cover disajikan dengan lagu berjudul “Skyfall” oleh Adele.

Ditutup dengan sebuah kemenangan, “Skyfall” menjadi salah satu pencapaian terbaik dalam sejarah James Bond, lengkap dengan kehadiran Aston Martin DB5 berpelat BMT 216A yang legendaris itu.

[]