Rise of the Guardians

9 December 2012
  1. SINTERKLAS, sosok kakek gemuk beruban dan berjanggut putih. Ia tinggal di kutub utara bersama para kurcaci. Mengenakan setelan berwarna merah, berkeliling dunia mengendarai kereta salju terbang yang ditarik enam ekor rusa pada malam Natal. Ia membagikan hadiah mainan kepada anak-anak yang sudah berperilaku baik dalam setahun. Kehadirannya dikenali lewat tawa khas: “ho… ho… ho…”
  2. Easter Bunny atau Kelinci Paskah, yang menghasilkan dan menyembunyikan telur warna-warni dalam setiap perayaan Paskah. Siapapun yang berhasil menemukannya, akan mendapatkan hadiah.
  3. Tooth Fairy atau Peri Gigi, peri yang menggemari gigi anak-anak. Apabila ada gigi yang tanggal, kemudian disembunyikan di bawah bantal, maka Peri Gigi akan datang pada malam hari, mengambil gigi tersebut dan menggantinya dengan uang koin.
  4. Sandman, sesosok pria berpakaian bagus yang bisa memberikan mimpi. Sebelumnya ia dikenal dengan nama Ole Lukøje, bisa membuat anak-anak tertidur dan bermimpi indah dengan menaburkan pasir mimpi ke mata mereka. Itu sebabnya, kita bisa menemukan bongkahan kecil di ujung mata setiap bangun tidur.
  5. Jack Frost yang jahil dan penyendiri. Ia yang menyebabkan terjadinya musim dingin yang menusuk, mampu membekukan segalanya, dan menurunkan salju. Kehadirannya memberi kesenangan tersendiri bagi anak-anak untuk bermain perang bola salju, atau kereta luncur salju.

Ada pula Man in the Moon yang misterius namun bijaksana. Konon, wajahnya terlihat di bulan, menyerupai seseorang yang sedang tersenyum. Ia berbicara lewat pancaran sinarnya.

Tokoh-tokoh tersebut berasal dari beragam cerita rakyat dan mitos di Eropa. Mereka memiliki karakteristik dan pesonanya masing-masing. Menjadi ikon pada perayaan hari-hari besar tertentu, juga sebagai figur fantasi yang kerap muncul dalam cerita pengantar tidur.

Dalam “Rise of the Guardians”, mereka dikumpulkan menjadi satu geng, kelompok para Guardians atau roh pelindung untuk anak-anak. Para Guardians menjalankan tugasnya masing-masing dengan tentram, hingga Bogeyman muncul dan mencoba mengacaukan segalanya. Misi Bogeyman adalah membuat anak-anak di seluruh dunia kehilangan kepercayaan terhadap para Guardians, yang berarti melemahkan mereka.

Bogeyman adalah momok yang bersembunyi di bawah tempat tidur. Awalnya, ia hanya akan muncul dan menakuti anak-anak yang nakal dan tidak mau tidur pada waktunya. Namun, karena merasa tersisihkan zaman dan sakit hati, Bogeyman pun ingin menguasai benak anak-anak sedunia dengan memanfaatkan rasa takut dan mimpi buruk.

Sebagai figur yang identik dengan sikap jahil dan hanya menyebabkan kekacauan, Jack Frost bukan bagian dari para Guardians. Jack Frost menolak bergabung dengan para Guardians lainnya, begitupun sebaliknya. Terlebih Easter Bunny (suaranya diisi oleh Hugh Jackman, dan sengaja beraksen Australia yang kental). Hingga pada akhirnya, Jack Frost menyadari pilihan yang harus diambil.

source: cltampa.com

Tema yang disuguhkan memang cenderung klise untuk ukuran film-film animasi tematik, seperti kepercayaan, harapan, pertempuran antara yang baik dan jahat, serta aspirasi diri. Itupun dengan fokus kerangka yang tak jelas. Banyak penonton yang mengira kalau “Rise of the Guardians” merupakan film jelang Natal, tapi nyatanya Sinterklas hanya muncul sebagai figur pendamping protagonis utama.

Namun dengan ciri khas garapan DreamWorks selama ini, “Rise of the Guardians” tetap memberikan kesan yang menyentuh dan cukup emosional dalam cerita maupun hasil produksi yang memperkuatnya (tetap ada bagian yang terlalu blur, untuk ukuran film animasi 3D).

Hal menarik lain dalam “Rise of the Guardians” adalah kepiawaian sang penulis cerita (David Lindsay-Abaire), untuk menampilkan lima tokoh mitologi Eropa dengan penggambaran yang lebih modern. Setiap tokoh memiliki namanya sendiri, gaya khusus (terutama Sandy, sang Sandman yang hanya berbicara lewat ikon-ikon pasir), dan aspirasi yang mereka jaga. Tidak hanya itu, deskripsi tambahan tentang masing-masing tokoh juga dibuat semaksimal mungkin, misalnya ekspose bengkel North, sang Sinterklas yang bertato; istana Peri Gigi yang eksotis; maupun labirin lubang dalam tanah milik Bunny, sang Kelinci Paskah. Penggambaran tersebut sangat mengambungkan imajinasi penonton terlepas dari berapa dewasa usia mereka.

Dengan semua karakteristik ini plus humor yang cocok, “Rise of the Guardians” memang jadi film animasi yang cocok untuk keluarga. Asal para orangtua tetap bersedia meladeni rasa penasaran anak-anak mereka, yang mungkin baru pertama kali bertemu dengan sisi berbeda dari tokoh-tokoh tersebut.

Sayangnya, “Rise of the Guardians” tak bertahan lebih dari seminggu di layar bioskop Samarinda.

[]

Posted from WordPress for BlackBerry