Now You See Me

10 June 2013

BUKAN sulap namanya, jika tak mampu membuat penontonnya terpana. Pesan inilah yang disampaikan oleh empat pesulap solo dengan bidang keahliannya masing-masing; Daniel Atlas (Jesse Eisenberg) yang ahli Street Magic, Henley (Isla Fisher) yang mahir dalam Escapology, Merritt McKinney (Woody Harrelson) sang mentalis dan ahli hipnosis, serta Jack Wilder (Dave Franco) yang menggunakan kecepatan jemari untuk memodifikasi benda dan mencopet.

Awalnya, mereka tampil secara terpisah, sampai akhirnya dipertemukan di sebuah kamar apartemen kosong lewat undangan misterius. Inilah cerita pembuka dari “Now You See Me”, film bertema sulap yang baru tayang di Samarinda pada Rabu (5/6) lalu.

The Four Horsemen
source: fastcocreate.com

Cerita berlanjut. Maksud dari pertemuan mereka baru terjawab setahun setelahnya. Keempat pesulap itu kembali tampil sebagai satu tim dengan nama “The Four Horsemen” di panggung mewah Las Vegas. Kemunculan mereka sebagai grup pesulap tersohor dunia disponsori oleh Arthur Tressler (Michael Caine), seorang konglomerat dengan berbagai sumber usaha, termasuk jasa pengelolaan keuangan dalam bentuk layanan asuransi.

Penampilan mereka di Las Vegas langsung berujung heboh. Karena finale dari performa tersebut adalah aksi perampokan di sebuah bank Prancis dengan nilai jutaan euro menggunakan trik yang mereka juluki sebagai teleportasi. Uang tersebut, mereka bagikan dengan cara yang dramatis bak gaya Robin Hood. Spontan, popularitas mereka kian melejit di mata penonton sekaligus di mata FBI yang ingin menyelidiki kejahatan mereka. Sayangnya, FBI melalui Dylan Rhodes (Mark Ruffalo), kesulitan untuk membuktikan bahwa perampokan tersebut adalah kejahatan dengan metode yang logis dan bukan-sulap.

Penampilan mereka di panggung Las Vegas masih berlanjut di dua panggung berikutnya. Ketiganya menjadi rangkaian yang berujung twist tak terduga. FBI pun menyiagakan pasukannya di dua kota berikutnya. Meskipun lagi-lagi mesti berujung malu bagi mereka. Hingga pada akhirnya, penyelidikan atas aksi “The Four Horsemen” makin mengerucut dan berbuntut pada banyak kejutan lainnya. Sesuatu yang sudah kita akrabi sebagai muslihat sulap.

Dengan tema yang jarang dieksplorasi dan penyajian yang jauh lebih modern dari “The Illusionist” (2006), film Hollywood terakhir yang mengangkat cerita tentang sulap, “Now You See Me” memberikan kesegaran tersendiri. Apalagi komposisi pemainnya bukan nama-nama sembarangan. Mereka mewakili tiga jenjang, ada Michael Caine dan Morgan Freeman dari legiun senior, lalu Mark Ruffalo dan Woody Harrelson, disusul tiga tokoh utama yang rata-rata masih berusia muda. Masing-masing dari mereka menyajikan porsi penampilan yang pas, meskipun pada beberapa bagian, kesenjangan gaya memang tetap terasa.

Jangan lupakan soal cerita yang disajikan dengan cerdik. Anda benar-benar akan kagum dengan bagaimana film ini bakal berakhir. Tapi jangan kaget kalau ada banyak detail dalam film ini yang sepertinya memang sengaja dibiarkan tersegel dengan tanda tanya. Bila dibandingkan dengan “The Illusionist”, kedua film ini memang memiliki taburan twist ekstra berlimpah. Namun “Now You See Me” menyuguhkannya dengan dinamis dan cenderung lebih aktif, mungkin sesuai dengan latar belakang cerita yang berlangsung di lingkungan modern. Pun dengan beragam peralatan pendukung aksi sulap yang mutakhir. Akan tetapi, pada akhir film kita akan melihat bahwa keempat personel “The Four Horsemen” telah berhasil menyelesaikan rangkaian tugasnya, and that’s just it. Sedangkan “The Illusionist” menyajikan twist dengan lebih tenang, namun bertanggung jawab menjawab atau memberikan penjelasan relatif lebih tuntas di akhir ceritanya. Menyisakan kesan yang tenteram atas kelanjutan kisah hidup dua tokoh utamanya.

Semua komponen dalam “Now You See Me” dibarengi dengan fokus penyajian pada kekuatan ilusi dan mindtrick, yang membuat penonton benar-benar terpana terhadap aksi sulap maupun efek yang dihasilkannya. Semuanya menjadi kombinasi yang pas untuk benar-benar menunjukkan bahwa ilusi yang dihasilkan lewat kecerdikan merupakan komoditas utama film ini.

[]