Terusir Paksa!

93
views

SAYA masih belum sepenuhnya move on, dari insiden dihapusnya layanan blog di Friendster (yes, F-R-I-E-N-D-S-T-E-R. So what? WHAT?) tahun lalu. Bagaimana tidak? Kumpulan tulisan dengan ragam ocehan, yang terkumpul sejak tahun 2004, mendadak hilang, lenyap begitu saja.

Walaupun isi tulisannya masih sangat kasar, dan sangat alay (karena ditulis waktu menjelang lulus SMA), tapi setidaknya itu menjadi salah satu dari cenderamata yang tersisa dari masa lalu. Bagian dari pengalaman, bukti dari keberadaan. Eh, setelah hilang, ibarat album foto yang ludes kena kebakaran. Di sisi lain, tulisan itu juga menjadi parameter, bagaimana sih alur pikir seorang Dragono Halim saat masih “ultraculun” hingga akhirnya berubah menjadi “agak culun” seperti sekarang ini (DILARANG KERAS PROTES!)

Sampai akhirnya, kasus yang bakalan terasa serupa, kembali terjadi di Multiply ini.

Saya belum mendapatkan notifikasi resmi lewat surel tentang tenggat waktu sampai due date-nya penghapusan layanan blogging di sini yang katanya Desember mendatang. Namun ketimbang nanti kalang kabut lagi, lebih baik sekalian dipindahkan kontennya, sekalian di-terminate akun Multiply-nya. Silakan jadi situs jualan, entah toko online, pasar virtual, mal bayang-bayang, atau whatever.

Hanya ada sedikit tulisan di sini, terbagi di kolom blog, review, dan notes. Selebihnya ada banyak foto dalam sejumlah album, beberapa video, termasuk juga rekaman lagu yang saya biarkan jadi ornamen. Selebihnya, tampilan dragono.multiply.com inipun didesain sendiri, biar norak, yang penting bukan default, bukan bikinan orang, tapi hasil layout sendiri.

Sekarang, saya masih mempertimbangkan pengganti Multiply. Pilihan jatuh antara Blogspot, WordPress, atau Tumblr.

Saya bisa saja melepas diri dari ikatan dan kemelakatan terhadap sesuatu yang bernama blog dan aktivitas yang menjadi konsekuensinya, tapi karena tidak semua tulisan bisa dipublikasi secara fisik, blog menjadi lahan yang berselimut hak prerogatif saya, sebagai seorang manusia. Kebetulan, menulis (entah apapun itu), bisa rekan sejawat membaca. Lumayan membantu juga, untuk bisa memikirkan sesuatu dari sisi yang berbeda.

Meanwhile, welcome

Setelah sempat mempertimbangkan tiga vendor blog yang akan digunakan; WordPress, Blogspot, dan/atau Tumblr, akhirnya hari ini pilihan (ter)jatuh(kan) ke Blogspot. Lantaran berawal dari iseng membuat akun Blogger, ternyata tidak bisa dihapus. Ya sudahlah.

Lalu, mengapa posting ini malah ada di WordPress? Ternyata, Blogspot tidak memungkinkan cross-posting langsung ke Twitter. Jadi, kembali berganti.

[]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

thirteen + thirteen =