A Copy of My Mind

580
views

LANGSUNG saja. This movie left me with mixed feelings. After some warm scenes, got quite aroused (in an aesthetical manner, anyway), and remained heartbroken at last. Film ini patut dipujikan.

Barangkali sebuah kebetulan yang pas. Sehari sebelum “A Copy of My Mind” tayang secara komersial, akhirnya berkesempatan menonton “Selamat Pagi, Malam” (2014) untuk pertama kali dalam weekly screening Festival Film Samarinda (FFSMR) 2016. Film karya Lucky Kuswandi itu tidak kebagian layar di Samarinda saat dirilis dua tahun lalu. Ternyata, kesan dan suasana yang disuguhkan keduanya sangat tuned in. Terutama tentang penggambaran Jakarta yang sangat realistis dan apa adanya sebagai latar belakang, sama-sama menyenangkan dan seketika jadi daya tarik yang kuat. Ekspektasi positif ketika menonton “A Copy of My Mind” pun tumbuh sejak belasan menit awal film diputar.

Begitupun setelah penonton “diperkenalkan” dengan Sari (Tara Basro), lakon yang dibuat begitu biasa dan bisa dengan mudah ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sari yang berkulit cokelat, seorang pekerja di salon kelas menengah Jakarta. Hobi menonton DVD bajakan sambil makan mi. Ia terlihat mampu menikmati setiap momen dalam perjalanan pulangnya ke kompleks indekos berpenghuni seratusan orang.

Semua dari Sari begitu mudah diakrabi. Dari gaya kesehariannya, sampai lekuk berpeluh kala bangun tidur dalam ruangan tanpa pendingin udara. Termasuk satu hal yang bikin agak geli: cara jalannya. Benar-benar dibikin kayak cewek yang socially clueless, atau barangkali Joko Anwar punya penjelasan tersendiri tentang ini.

Meskipun begitu, tetap saja ada banyak bagian dalam “A Copy of My Mind” yang menampilkan pesona seorang Tara Basro. Terlebih saat bersama Alek (Chicco Jerikho). I’d call it the Majestic Unison.

Karena ini, sampai beberapa kali nyeletuk kalau Tara dan Chicco benar-benar cocok jadi pasangan benaran. 😛

Source: Twitter

Bagi saya, sang sutradara berhasil menyuguhkan adegan terseksi yang estetis, bukan saru, dalam riwayat menonton film Indonesia sejauh ini.

Agak berbeda dengan lakon Sari, sosok Alek terkesan Chicco banget seperti yang selama ini ditemui dalam beberapa filmnya. Entah karena pembawaan dan karakter lakon, atau gara-gara rambut gondrongnya, tokoh Alek mengingatkan dengan Ben dalam “Filosofi Kopi” (juga interior lantai dasar rumah kontrakannya) namun lebih minim kata-kata, rough, muncul dengan aura alpha male yang kuat, apalagi ditambah tampilan toned body.

Persinggungan antara kehidupan Sari dan Alek boleh dibilang merupakan nyawa film ini, lengkap dengan drama cerita yang baru memuncak pada tiga per empat bagian akhir. Selebihnya, sebaran detail remeh dalam keseharian warga Jakarta yang sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan kisah Sari-Alek juga mendominasi, pun lengkap dengan keapa-adannya. Percakapan dengan kalimat-kalimat yang lazim kita dengar di tempat umum, efek suara dari beragam aktivitas termasuk musik jalanan, gambar-gambar yang sepertinya diambil tanpa peredam guncangan, pandangan mata para figuran yang kerap menatap ke kamera secara sengaja maupun tidak, dan sebagainya. Realistis.

Bagi sebagian orang, detail-detail tersebut menjadi kelebihan atau keistimewaan “A Copy of My Mind” sebagai sebuah film fiksi yang bukan artsy movie. Tetapi bagi sebagian lainnya, penggambaran Jakarta yang apa adanya di film ini kerap terkesan agak prolonged pada beberapa bagian. Berasa kurang perlu dan agak diulur panjangnya. Tidak sampai mengganggu sih, cuma bisa teracuhkan. Mubazir durasi dan berisiko memunculkan kebosanan. Terlepas dari itu, tak bisa dibantah bila “A Copy of My Mind” menggambarkan kejujuran yang sederhana dan disampaikan dengan tenang, yang relatable dengan kehidupan sebagian besar orang Indonesia, walaupun berada di luar Jakarta.

Omong-omong, agak iri dengan teman-teman di Jakarta yang sempat menonton original cut dari “A Copy of My Mind”. Soalnya dengan versi sensor, sedikit banyaknya terasa ada yang dirampas dari kenyamanan audiovisual. Tapi ya sudahlah, masih syukur tayang di Samarinda. 😀

[]

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

seventeen + sixteen =