君の名は。| Your Name

12 December 2016

SEBAGAI bukan penggemar anime maupun Dorama Jepang, “君の名は。”/”Your Name” ternyata bisa meninggalkan kesan yang manis, sekaligus magis. Demikian setidaknya yang saya rasakan saat dan setelah menontonnya Sabtu siang kemarin.

Manis, lantaran plot dan alur yang ringan tapi ndak kacangan, relatif sederhana untuk diikuti tanpa perlu berpikir terlampau keras, interpretasi pada aspek-aspek fantasi yang tidak berlebihan, akrab dengan aktivitas keseharian, penuh romansa ala remaja, tak ubahnya membaca cerpen di majalah remaja sebelum tidur siang (aktivitas yang populer setidaknya sampai awal tahun 2000-an), dan nuansa kawaii khas komik-komik serial cantik. Dari adegan pembuka yang “begitu” :p sampai ke ending-nya.

Ada dua tokoh utama: Mitsuha dan Taki. Keduanya masih sama-sama pelajar SMA, tapi berbeda kota. Langsung bisa kebayang gambarannya, kan? Mirip FTV! Tapi percayalah, “Your Name” lebih daripada itu 😀

Magis, tidak hanya karena beberapa detail pelengkap kisah, melainkan artistic deliverance yang dapat dirasakan ketika menontonnya.

Jalan cerita “Your Name” sarat dengan konsep-konsep dan filosofi ajaran Shinto maupun animisme Jepang, tapi tidak berjejal. Tersaji rapi, dan terpilin indah dengan unsur dramanya. Dikisahkan, Mitsuha adalah salah satu fujo (巫女) atau gadis keturunan penjaga kuil.

Kesan magis tersebut kian kuat dengan lagu-lagu soundtrack, dan teks terjemahan liriknya yang ikut ditampilkan di layar bioskop.

Source: wall.alphacoders.com
Source: wall.alphacoders.com

Mitsuha dan Taki, dua remaja yang terpisah ruang dan waktu.

Apa yang saling menghubungkan mereka? Simpul takdir. “Musubi (結び),” kata nenek Mitsuha, saat menjelaskan makna tentang ritual menganyam simpul tali dalam tradisi spiritual Jepang.

Musubi memisahkan; mempertemukan; memisahkan kembali; serta mempertemukan kembali Mitshua dan Taki lewat bintang jatuh sebagai pertanda. Bukan pertemuan biasa, tetapi lewat pertukaran jiwa (body-swapping). Mitsuha dalam Taki, dan begitupun sebaliknya.

Body-swapping memang bukan merupakan tema baru, apalagi dalam doramaBut, this one with a huge twist. Selain itu Makoto Shinkai, sang sutradara mampu menampilkan tema tersebut dengan sangat cerdik, namun tetap menarik bagi segmen penontonnya. Lucu, menggemaskan, dan bikin trenyuh. Banyak adegannya yang bikin “nyesss…

Semuanya menjadi bagian-bagian penting dari perkembangan cerita, disampaikan dengan storytelling yang baik, dan ditunjang dengan “penggambaran” animasi yang luar biasa keren. Untuk itu, biarlah anime ini cukup dikenal sebagai anime, tidak perlu diadopsi jadi film sungguhan.

Daripada bikin drop.

“Your Name” pada dasarnya bisa dinikmati secara luas, baik oleh penggemar anime ataupun bukan. Akan tetapi, tentu ada excitement level dan fokus perhatian berbeda di antara keduanya, sehingga memunculkan beragam kemungkinan dan ekspektasi. Tidak menutup kemungkinan ada non-otaku yang “menyerah” untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Terutama sejak bagian awal menuju pertengahan cerita. Salah satu teman saya misalnya, (barusan di Path) mengaku keluar di tengah-tengah durasi lantaran berada di crowd yang salah ketika ia berusaha untuk tetap mengikuti jalannya kisah. Padahal, revelation moments yang muncul belakangan benar-benar terasa mengagumkan. 🙂

[]